SULIT menemukan mobil yang tidak penyok di Kairo. Boleh dikatakan, 99 persen mobil di sini penyok-penyok. Yang mulus hanya mobil yang baru keluar dari diler atau mobil yang masih dipajang di showroom. Seorang kawan bertanya, ''Bagaimana Anda bisa memastikan 99 persen mobil di Kairo penyok?'' Sambil bercanda saya jawab, ''Yaah, kalaupun meleset, angkanya masih 97 atau 98 persen!''
Benar-benar ''aneh'' perilaku berlalu lintas di Kairo. Bagi yang suka menyetir mobil di Indonesia, saya jamin akan dihantui rasa waswas berkendara di kota ini. Sebuah novel best seller di Kairo berjudul Taxi, karangan Khaled Al Khamissi, yang diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Jonathan Wright, menyebut lalu lintas Kairo sebagai ''unruly''. Kalau diterjemahkan sebagai ''tidak beraturan'', rasanya masih kurang pas. Saya mengusulkan terjemahan yang lebih pas, yaitu ''tak punya aturan'', sehingga lebih cocok dengan istilah lain yang digunakan di novel itu: chaotic street -sebuah jalanan yang amburadul.
Novel Taxi yang banyak dibaca kalangan turis itu berisi jokes segar tentang betapa musykilah-nya lalu lintas di ibu kota negeri Firaun tersebut. Apalagi, joke lalu lintas itu dipadu dengan lelucon politik yang ''menyerempet bahaya''. Mirip suasana zaman Orde Baru yang 30 tahun berkuasa di Indonesia.
Saya cuplikkan salah satu pengalaman penulis yang wartawan dan sutradara film itu. Suatu ketika dia naik taksi dari kawasan Dokki menuju Heliopolis. Itu adalah kawasan di bagian selatan Kairo menuju bagian utara. Dia melewati sebuah jembatan layang, Sixth of October Bridge, yang selalu padat. Selepas jembatan, mobilnya terjebak kemacetan. Namun, kali ini lebih panjang. Rupanya di gedung pameran dekat jembatan ada acara yang dihadiri Presiden Husni Mubarak.
Menurut perkiraannya, setelah rombongan presiden lewat, lalu lintas kembali lancar. Dan, itu tak akan memakan waktu lama. Dia memang sedang tergesa-gesa karena punya janji dengan seseorang di Departemen Pertahanan untuk izin film yang diproduksinya. Tetapi, sudah sekitar satu jam dia terjebak kemacetan, taksi yang ditumpanginya belum juga bisa bergerak. Dia pun gelisah. Melihat kegelisahan penumpang, sang sopir taksi berusaha menenangkannya. ''Tenang-tenang sajalah di sini. Karena kemacetan ini akan berlangsung cukup lama. Saya pernah terjebak di sini empat jam,'' katanya enteng.
Si penumpang bukannya tenang, tapi tambah belingsatan. ''Hah, empat jam? Bagaimana nasib janjian saya? Mestinya saya harus sudah di sana saat ini!'' Si penumpang memutuskan keluar dari taksi dan berusaha menemukan transportasi lain.
Tapi, sekali lagi, si sopir taksi tetap menanggapi dengan enteng, ''Sudahlah, percuma Anda mencari taksi lain. Kondisinya akan sama saja.''
Si penumpang tetap keluar dari taksi dan membayar biaya selama satu jam di kemacetan sesuai argo. Belum jauh berjalan, dia ditegur oleh polisi lalu lintas. ''Mau ke mana Anda? Sebentar lagi rombongan presiden akan lewat. Kembali ke taksi Anda!'' tegas sang polisi dengan nada perintah.
Sambil menggerutu dia kembali masuk ke taksi. Dia disambut tawa si sopir. ''Apa kubilang, Tuhan belum menghendaki Anda meninggalkan taksi saya. Jadi, tunggu saja di sini bersama saya.''
Sambil menahan jengkel, dia terpaksa menunggu terurainya kemacetan. Ternyata, ''sebentar'' yang dikatakan polisi itu berlangsung sampai dua jam kemudian. Barulah rombongan presiden lewat. Jadilah, dia terjebak kemacetan selama tiga jam...!
Cerita itu merupakan salah satu wajah saja dari karut-marut lalu lintas Kairo. Cerita nyata, yang juga saya alami sehari-hari. Mulai yang lucu sampai yang menjengkelkan. Suatu ketika saya terjebak kemacetan yang panjang, hampir satu jam. Ternyata penyebabnya adalah orang bertengkar. Mobil mereka bertabrakan. Saya baru tahu setelah melewatinya. Salah satu mobil penyok bagian depan, sedangkan yang lain penyok bagian belakang. Rupanya, mobil yang depan berhenti mendadak, dan yang belakang tidak sempat mengerem.
Kedua pengemudinya bertengkar hebat. Orang Mesir memang selalu heboh jika bertengkar. Berteriak-teriak dengan nada tinggi. Tetapi, hampir tidak pernah terjadi saling pukul. Sebab, siapa yang memukul dulu bakal masuk penjara, meski dia berada di posisi yang benar. Karena itu, pertengkaran di Mesir adalah keras-kerasan suara. Yang lebih keras suaranya itulah yang paling hebat. Biasanya saling tuding dan mendekatkan muka dengan muka sampai hampir beradu. Saya tertawa geli, karena sesuai dengan istilah ''adu mulut''. Mulut keduanya benar-benar hampir beradu.
Semula saya heran mengapa mereka mesti berteriak-teriak seperti itu. Ternyata, ada kaitannya dengan peraturan tidak boleh memukul itu. Dengan berteriak keras-keras akan banyak orang berdatangan untuk memisah mereka. Dan, ketika sudah dipisah, mereka kemudian meronta-ronta seperti hendak memukul lawannya. Kata kawan saya yang sudah lama tinggal di Kairo, itu supaya mereka kelihatan pemberani. Tetapi, kalau benar-benar dilepaskan, mereka tak akan berani memukul. Mereka takut masuk penjara!
Jadi, pertengkaran di jalan itu benar-benar sengit, dan banyak orang yang turun dari mobil untuk memisahnya. Walhasil, lalu lintas jadi macet sangat panjang. Klakson pun berbunyi riuh rendah. Selama berada di Mesir, memang saya melihat pengendara mobil suka membunyikan klakson. Apalagi, jika rombongan suporter bola lewat, pasti jalanan ingar-bingar dengan suara klakson. Juga ketika ada rombongan pengantin. Semalaman, jalanan akan riuh dengan suara klakson mobil sebagai ungkapan ''Selamat Hidup Baru'' bagi pengantinnya.
Kemacetan lalu lintas sering terjadi karena hal-hal sepele: budaya saling serobot dan tak mau mengalah di jalan. Yang lebih lucu adalah cara orang Mesir keluar dari tempat parkir yang padat. Mereka tidak mendorong mobil-mobil yang menghalangi dengan tangannya, atau minta tolong tukang parkir untuk memindahkan. Dengan cuek mereka mendorong mobil orang lain dengan mobilnya sendiri. Dia mundurkan mobil yang dikendarai, sehingga mobil yang ada di belakangnya terdorong mundur. Lantas dia majukan mobilnya sampai mobil di depannya terdorong maju. Baru kemudian, dia keluar dari tempat parkir dengan leluasa.
Jadi, jelas sekarang, mengapa 99 persen mobil di Kairo penyok-penyok. Ternyata, begitulah cara mereka berkendara di jalan. Karena itu, asuransi mobil di Mesir tidak berkembang. Tentu saja takut bangkrut membayar klaim mobil yang penyok-penyok setiap hari!
sumber : JawaPost
99 Persen Mobil di Kairo Penyok Whooila! unik dan aneh
Reviewer: Administrator Whooila - ItemReviewed: 99 Persen Mobil di Kairo Penyok
Rating: 5
Sumber Artikel
Apakah Anda Menyukainya? Jangan lupa Klik Tombol Suka :
:: Berita Terkait | :: Kirim Komentar Anda :: |
|
:: KOTAK KOMENTAR ANDA ::