Lihat Artikel Unik dan Aneh : #Aneh dan Unik
Mau Update 100 Lebih Hot Topic Terbaru? #Hot Topic

Sabtu, 17 Juli 2010

Whooila!
Whooila!JAKARTA -- Wajah Makassar kembali tercoreng. Laporan akhir pengolahan data yang dirilis panitia pusat menempatkan panitia lokal (panlok) Makassar sebagai yang paling banyak kecolongan selama Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Koordinator Wilayah III SNMPTN 2010 Priyo Suprobo dalam keterangan persnya di Surabaya, Jumat 16 Juli, menyebutkan bahwa total kecurangan saat ujian SNMPTN secara nasional mencapai 1.608 kasus. Dari jumlah itu, kecurangan terbanyak terjadi di panlok Makassar dengan 623 kasus.

Secara nasional, dua panlok di ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menempati peringkat pertama dan kedua dalam hal tingkat kecurangan. Panlok Universitas Hasanuddin (Unhas) mencatat 457 kasus kecurangan, sedangkan panlok Universitas Negeri Makassar (UNM) membukukan 166 kasus.

Secara nasional, peserta SNMPTN tahun ini mencapai 447.201. Tapi, yang lembar jawaban ujiannya diperiksa hanya 367.909. Selebihnya, 1.608 orang atau 0,36 persen, langsung didiskualifikasi karena diketahui curang.

Lainnya, imbuh Priyo, 77.684 orang karena kehadirannya dalam ujian tidak sampai 100 persen, atau karena isian datanya salah. "Mayoritas karena kehadirannya selama ujian tidak utuh serta data kepersertaannya tidak jelas akibat salah mengisi data," jelas Priyo di gedung Rektorat Institus Teknologi Surabaya kemarin.

Menurut Priyo, hasil evaluasi Forum Rektor se-Indonesia terhadap pelaksanaan SNMPTN 2010 juga menunjukkan dua hal yang perlu dicermati. Pertama, PTN di Indonesia Timur kurang diminati oleh calon mahasiswa.

Peserta lebih banyak memilih PTN di Indonesia Barat. "Itu menjadi PR (pekerjaan rumah) kita bersama untuk memperbaiki kualitas PTN di bagian timur supaya pada tahun mendatang diminati calon mahasiswa," ujar rektor ITS Surabaya itu.

Evaluasi kedua terkait hubungan antara hasil tes peserta SNMPTN dan kemungkinan integrasi ujian nasional (UN) dengan SNMPTN. Tahun ini sempat muncul wacana di forum rektor untuk mengintegrasikan UN dengan SNMPTN. Setelah dicermati, hasil SNMPTN tidak sebanding dengan hasil UN yang lalu.

Nilai UN tertinggi tingkat SMA/SMK/MA diraih siswa di Provinsi Bali. Sedangkan Jawa Timur, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta masuk peraih nilai UN paling rendah. Namun, dalam SNMPTN, DI Yogyakarta justru meraih rata-rata nilai tertinggi. Disusul DKI Jakarta di posisi kedua. Sebaliknya, Bali justru hanya menempati peringkat keenam.

Dengan fakta itu, sebut Priyo, ada yang perlu dicermati dengan UN. Sebab, soal-soal yang diujikan dalam SNMPTN lebih sulit jika dibandingkan dengan UN. "Karena adanya fakta tersebut, majelis rektor se-Indonesia memutuskan belum bisa mengintegrasikan nilai UN untuk masuk PTN," jelasnya.
Pengawasan Lemah.

Apa reaksi Unhas dan UNM atas hasil penilaian panitia pusat? Dihubungi terpisah malam tadi, Rektor Unhas Prof Dr dr Idrus A Paturusi, dan Pembantu Rektor Bidang Akademik UNM Prof Dr Sofyan Salam, sepakat menunjuk masih lemahnya sistem pengawasan di ruang-ruang ujian selama SNMPTN.

Untuk itu, keduanya juga sepakat akan memberikan sanksi pada pengawas yang terbukti ikut berkontribusi atas buruknya citra panlok Makassar selama SNMPTN 2010.
"Ini bikin malu. Saya kira ini karena sistem pengawasan kita lemah. Saya akan cari tahu di ruangan mana yang banyak merahnya. Pengawas yang bertugas di sana tidak akan dipakai lagi," jelasnya.

Idrus mengungkapkan, 457 kasus kecurangan tersebut terdeteksi melalui crime device system, sebuah program komputer yang bisa mendeteksi kecurangan berdasarkan persentase kesamaan jawaban. Jika persentasenya besar, maka lembar jawaban langsung terblok merah.

"Kalau sudah terblok merah, maka kita tidak memeriksa lagi lembar jawaban komputer (LJK) mereka," ujarnya. Karena itu, lanjut dia, peserta yang terdeteksi crime device system tersebut sudah didiskualifikasi dan dinyatakan tidak lulus.

Pernyataan senada disampaikan Sofyan Salam. Menurut mantan direktur Program Pascasarjana UNM itu, pola jawaban yang sama menunjukkan bahwa peserta diduga melakukan kerja sama saat ujian. "Oleh sistem komputerisasi, hal itu dianggap tidak normal dan langsung dinyatakan tidak lulus," ungkapnya.

Kenapa bisa begitu? Sofyan menduga pengawasan tidak berjalan maksimal sehingga sesame peserta memiliki kesempatan bertukar jawaban.

Parahnya lagi, ada lembar jawaban peserta yang tidak sesuai lembar soal yang diberikan. Ini juga, kata dia, mampu dideteksi oleh sistem. "Ada peserta yang mendapat naskah soal A, tetapi lembar jawabannya menggunakan lembar B," katanya. (asw-sah)

SNMPTN Makassar Paling Curang Whooila! unik dan aneh
Reviewer: Administrator Whooila - ItemReviewed: SNMPTN Makassar Paling Curang
Rating: 5

Sumber Artikel

Apakah Anda Menyukainya? Jangan lupa Klik Tombol Suka :

:: BERITA TERKAIT ::



:: KOTAK KOMENTAR ANDA ::

Tekan Tombol Ctrl + Klik Iklan Di bawah Ini Untuk Keluar


:: Berikan Komentar Terbaik Anda, Komentar Anda Sangat Berharga Bagi Kami ::